NYALI SRIKANDI, TAK SURUT MENANTANG ARUS
Pentas politik Jepang saat ini ditandai oleh tampilnya troika alias trio Srikandi yang melalui perannya masing-masing ikut menggerakkan bahkan menentukan dinamika politik Negeri Samurai itu. Yuriko Koike / Gubernur Tokyo, Renho Murata / Ketua ‘Democratic Party’, Tomomi Inada / Menteri Pertahanan. Apa yang paling mengesankan ialah pengalaman perjuangan mereka masing-masing untuk sampai ke puncak dalam konteks masyarakat Jepang yang kental dengan budaya patriarki dan senioritasnya namun matang pula sikap serta perilaku politiknya. Terjadi tarik-ulur politik yang menegangkan saraf, namun tanpa ribut gaduh, tanpa fitnah, tanpa hujat-menghujat. Sportivitas dan sopan-santun berpolitik tetap terjaga. Ikutilah sekilas riwayat masing-masing dan tantangan yang dihadapi …
Yuriko Koike, Gubernur Tokyo
Yuriko Koike (64), Gubernur Tokyo sekaligus gubernur wanita yang pertama. Ketika mencalonkan diri untuk menjadi gubernur, partainya yaitu LDP (Liberal Democratic Party) yang dipimpin oleh Shinzo Abe, sang Perdana Menteri, justru mencalonkan seorang anggota yang lain, seorang pria. Sadar bahwa dirinya tak mendapat dukungan partai dia terjun langsung mendatangi massa pemilih, dan menang. Kemampuannya berinteraksi dan berkomunikasi sebagai mantan selebriti televisi dan anggota parlemen (1993-2016), serta bobot kepemimpinannya sebagai mantan menteri lingkungan hidup (2003-2006) dan mantan menteri pertahanan (tahun 2007 tapi mengundurkan diri) merupakan katalisator kemenangannya juga. Saat ini, ketat dalam hal penghematan biaya, tanpa ragu-ragu dia melakukan berbagai terobosan & inovasi pembangunan di kota padat penduduk Tokyo sambil menyiapkan kota itu menyongsong Olimpiade 2020.
******
Berikut wawancara eksklusif NHK dengan Gubernur Tokyo Yuriko Koike,
antara lain tentang rencana Olimpiade 2020 di Tokyo:
http://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/editors/3/exclusiveinterviewwithtokyogovernoryurikokoike/
******
Rehno Murata, Ketua ‘Democratic Party’
Rehno Murata (48), Ketua ‘Democratic Party’, partai oposisi terbesar di Jepang, dan perempuan pertama yang menjadi ketua partai politik tersebut. Isu kewarganegaraan ganda, separuh Taiwan (ayah) dan separuh Jepang (ibu), sekaligus sebagai warga keturunan, menerpanya sejak awal proses pencalonan sebagai ketua partai, namun justru menghantarnya menang telak atas dua calon lainnya, sesama tokoh partai. Tokoh yang pernah populer sebagai awak televisi, juga pernah menjadi peragawati, dan mantan wartawati itu, mengaku dirinya sangat pemalu tapi tidak tahan menyaksikan ketidakadilan dan ketidakberesan proyek-proyek pemerintah serta sikap setengah-setengah dalam mengatasinya. Sikap tegas serta kefasihannya mengutarakan pendapat dan mengartikulasikan rumusan kebijakan untuk kepentingan umum telah merebut perhatian dan dukungan, tak hanya dari sesama anggota partai tapi juga dari publik Jepang, yang bahkan menaruh harapan besar akan perannya di masa depan demi kepentingan Jepang yang lebih besar.
******
Tomomi Inada, Menteri Pertahanan
Tomomi Inada (57), Menteri Pertahanan. Tokoh politik yang mulai merebut perhatian sejak terpilih tahun 2005 menjadi anggota parlemen itu memang dinilai relatif beruntung karena berasal dari LDP (Liberal Democratic Party), ‘the ruling party’, namun cukup mengagetkan bisa menduduki posisi sebagai menteri pertahanan melampaui sejumlah politisi senior pria yang diketahui sedang antre untuk jabatan tersebut. Ketegasannya dalam membela kepentingan Jepang di ranah politik pertahanan internasional yang melampaui para politisi senior itulah yang tampaknya membuat PM Abe menjatuhkan pilihan atasnya, dan bahkan diduga akan didorong selanjutnya untuk kelak menjadi perdana menteri wanita pertama di Negeri Sakura itu. Tentu saja harus mampu lagi menerobos antrean para politisi senior pria yang tak kurang pula kemampuannya dan mungkin karena alasan perbedaan paham politik akan dengan sengaja menghadangnya juga.
******
Nagoya, 15 Oktober 2016
Henri Daros