( Foto Dokumentasi Henri Daros )
[ Nagoya, Japan ]
NANZAN UNIVERSITY (NANZAN DAIGAKU)
DEPARTMENT OF ASIAN STUDIES
南山大学 外国語学部 アジア学科
INDONESIAN STUDIES PROGRAM
2000 – 2020
Tak terasa program studi itu sudah genap 20 tahun usianya.
Adapun ‘Kursus Bahasa Indonesia’, dengan penekanan utama pada bahasa,
sudah cukup lama terdapat pada beberapa universitas di Jepang.
Namun Universitas Nanzan, sebuah universitas swasta di Nagoya,
kota pusat industri Jepang, membuat terobosan baru dengan membuka
‘Jurusan Studi Asia’ pada tahun 2000, sebuah jurusan yang mewadahi
‘Program Studi Indonesia’ dan ‘Program Studi China’, yang
menyajikan telaah komprehensif tentang profil masing-masing
negeri tersebut dari pelbagai aspeknya. Jadi, tidak hanya
kuliah, kelas atau pembelajaran tentang bahasa.
Sejak awal, pada Program Studi Indonesia itu ada 4 (empat) orang
dosen full time alias tenaga tetap yang terdiri dari tiga warga Jepang
dan saya sendiri sebagai warga asal Indonesia. Dibantu oleh beberapa
tenaga dosen paruh waktu, baik warga Jepang maupun warga Indonesia.
Dosen paruh waktu warga Indonesia diseleksi dari antara para pelamar,
yang adalah para mahasiswa program doktoral di Nagoya. Mereka
ikut memberikan kuliah pada tingkat pertama dan kedua.
Wisuda perdana tingkat sarjana, setara S-1 di Indonesia, berlangsung
pada tahun 2004. Syukur, saat masih di bangku kuliah tingkat terakhir pun
banyak di antara mereka sudah diterima di pelbagai lapangan kerja.
Statistik kemudian pun menunjukkan bahwa para alumni Jurusan Studi Asia,
termasuk para alumni Program Studi Indonesia, merupakan lulusan Nanzan
yang persentasenya relatif tinggi dan cepat untuk memperoleh pekerjaan.
Namun, di atas segalanya mereka sudah diwanti-wanti agar
setia mengamalkan semboyan atau moto universitas yaitu ‘Hominis Dignitati’.
Dalam bahasa Jepang ‘Ningen no Songen no Tame ni’ ( 人間の尊厳のために ),
atau ‘For Human Dignity’ (Inggris) dan ‘Demi Martabat Manusia’ (Indonesia).
Moto yang sesungguhnya sudah menjadi spirit hidup bangsa Jepang sendiri.
******
( Foto Dokumentasi Henri Daros )
Tampak para dosen full time / dosen tetap pertama sebagai ‘perintis’
Jurusan Studi Asia sejak tahun pendiriannya, yaitu tahun 2000,
bergambar bersama pada kesempatan istimewa menghadiri upacara
wisuda para Mahasiswa Angkatan Pertama Tahun 2004.
NB. Masih ada seorang rekan dosen lagi yang kebetulan terlambat muncul,
sedangkan satu dosen lainnya berhalangan hadir pada acara wisuda itu.
Empat di antaranya adalah dosen tetap Program Studi Indonesia, yakni
dua warga Jepang spesialis Indonesia dan seorang warga asli Indonesia
(native teacher) yang diminta oleh pihak universitas, yakni saya sendiri.
Seorang lainnya lagi warga Jepang spesialis hubungan Melayu – China.
Empat rekan lainnya adalah dosen tetap Program Studi China, yaitu
dua warga Jepang, satu warga China daratan dan satu lagi warga Taiwan.
Rekan yang berhalangan hadir pada acara wisuda 2004 ini adalah
warga Russia spesialis hubungan antarnegara di Asia, dan
pernah bertugas sebagai diplomat pada Kedubes Russia
di Jakarta dan Tokyo.
******
( Foto Dokumentasi Henri Daros )
Tampak para Mahasiswa / Wisudawan-Wisudawati angkatan pertama,
baik dari Program Studi Indonesia maupun Program Studi China,
bergambar bersama para dosen tetap pada kesempatan
acara syukur wisuda perdana tahun 2004.
******
( Foto Dokumentasi Henri Daros )
Para dosen tetap dari kedua program studi pada Jurusan Studi Asia
mendapat karangan bunga & piagam khusus sebagai ungkapan
ucapan terima kasih dari para Wisudawan-Wisudawati
angkatan pertama tamatan tahun 2004 itu.
Sebagai tambahan informasi, Universitas Nanzan di Nagoya adalah
satu dari dua universitas swasta Katolik terbesar di Jepang. Satunya lagi
ialah Universitas Sophia di Tokyo. Universitas Nanzan adalah milik sebuah
serikat biarawan yang dikenal dengan sebutan SVD (Societas Verbi Divini /
Divine Word Society). Universitas Sophia milik serikat biarawan Jesuit (SJ).
Dua serikat biarawan ini berkiprah juga di Indonesia.
Adapun saya sendiri bertugas di Universitas Nanzan sejak awal
dimulainya Program Studi Indonesia / Jurusan Studi Asia tersebut
atas permintaan Nanzan Gakuen (Nanzan School Corporation). Bertugas
selama tahun 2000 – 2017, dan kemudian memasuki masa pensiun.
Meskipun NANZAN merupakan sebuah universitas swasta Katolik,
para mahasiswa, dosen dan staf manajemen serta pegawai universitas
adalah 99% penganut Shinto dan Buddha. Dengan catatan, identitas agama
tak sedikit pun tampil atau sengaja ditampil-tampilkan secara fisik, namun
menjadi spirit kehidupan dan etos kerja serta persaudaraan.
“DEMI MARTABAT MANUSIA”
******
‘Catatan Kenangan’ ini ditulis
di Ende, Flores, Indonesia
30 Mei 2020
Henri Daros, SVD
———————————————————————————————–