Category Archives: University & Education

PROGRAM STUDI INDONESIA, GENAP 20 TAHUN

No photo description available.( Foto Dokumentasi Henri Daros )

[ Nagoya, Japan ]

NANZAN UNIVERSITY (NANZAN DAIGAKU)
DEPARTMENT OF ASIAN STUDIES

南山大学 外国語学部 アジア学科
INDONESIAN STUDIES PROGRAM
2000 – 2020

Tak terasa program studi itu sudah genap 20 tahun usianya.
Adapun ‘Kursus Bahasa Indonesia’, dengan penekanan utama pada bahasa,
sudah cukup lama terdapat pada beberapa universitas di Jepang.
Namun Universitas Nanzan, sebuah universitas swasta di Nagoya,
kota pusat industri Jepang, membuat terobosan baru dengan membuka
‘Jurusan Studi Asia’ pada tahun 2000, sebuah jurusan yang mewadahi
‘Program Studi Indonesia’ dan ‘Program Studi China’, yang
menyajikan telaah komprehensif tentang profil masing-masing
negeri tersebut dari pelbagai aspeknya. Jadi, tidak hanya
kuliah, kelas atau pembelajaran tentang bahasa.

Sejak awal, pada Program Studi Indonesia itu ada 4 (empat) orang
dosen full time alias tenaga tetap yang terdiri dari tiga warga Jepang
dan saya sendiri sebagai warga asal Indonesia. Dibantu oleh beberapa
tenaga dosen paruh waktu, baik warga Jepang maupun warga Indonesia.
Dosen paruh waktu warga Indonesia diseleksi dari antara para pelamar,
yang adalah para mahasiswa program doktoral di Nagoya. Mereka
ikut memberikan kuliah pada tingkat pertama dan kedua.

Wisuda perdana tingkat sarjana, setara S-1 di Indonesia, berlangsung
pada tahun 2004. Syukur, saat masih di bangku kuliah tingkat terakhir pun
banyak di antara mereka sudah diterima di pelbagai lapangan kerja.
Statistik kemudian pun menunjukkan bahwa para alumni Jurusan Studi Asia,
termasuk para alumni Program Studi Indonesia, merupakan lulusan Nanzan
yang persentasenya relatif tinggi dan cepat untuk memperoleh pekerjaan.

Namun, di atas segalanya mereka sudah diwanti-wanti agar
setia mengamalkan semboyan atau moto universitas yaitu ‘Hominis Dignitati’.
Dalam bahasa Jepang  ‘Ningen no Songen no Tame ni’ ( 人間の尊厳のために ),
atau ‘For Human Dignity’ (Inggris) dan ‘Demi Martabat Manusia’ (Indonesia).
Moto yang sesungguhnya sudah menjadi spirit hidup bangsa Jepang sendiri.

******

Image may contain: 7 people, people standing, hat, suit and eyeglasses( Foto Dokumentasi Henri Daros )

Tampak para dosen full time / dosen tetap pertama sebagai ‘perintis’
Jurusan Studi Asia sejak tahun pendiriannya, yaitu tahun 2000,
bergambar bersama pada kesempatan istimewa menghadiri upacara
wisuda para Mahasiswa Angkatan Pertama Tahun 2004.
NB. Masih ada seorang rekan dosen lagi yang kebetulan terlambat muncul,
sedangkan satu dosen lainnya berhalangan hadir pada acara wisuda itu.

Empat di antaranya adalah dosen tetap Program Studi Indonesia, yakni
dua warga Jepang spesialis Indonesia dan seorang warga asli Indonesia
(native teacher) yang diminta oleh pihak universitas, yakni saya sendiri.
Seorang lainnya lagi warga Jepang spesialis hubungan Melayu – China.

Empat rekan lainnya adalah dosen tetap Program Studi China, yaitu
dua warga Jepang, satu warga China daratan dan satu lagi warga Taiwan.
Rekan yang berhalangan hadir pada acara wisuda 2004 ini adalah
warga Russia spesialis hubungan antarnegara di Asia, dan
pernah bertugas sebagai diplomat pada Kedubes Russia
di Jakarta dan Tokyo.

******

Image may contain: 37 people, including Yati Nobas, Kazumi Sekiya and Akiko Okada, people standing and indoor, text that says '南山大学外国語学部 アジア学科 謝恩会'( Foto Dokumentasi Henri Daros )

Tampak para Mahasiswa / Wisudawan-Wisudawati angkatan pertama,
baik dari Program Studi Indonesia maupun Program Studi China,
bergambar bersama para dosen tetap pada kesempatan
acara syukur wisuda perdana tahun 2004.

******

Image may contain: 7 people, people standing, wedding and indoor, text that says '南山大学外国語学部 アジア学科 謝恩会'( Foto Dokumentasi Henri Daros )

Para dosen tetap dari kedua program studi pada Jurusan Studi Asia
mendapat karangan bunga & piagam khusus sebagai ungkapan
ucapan terima kasih dari para Wisudawan-Wisudawati
angkatan pertama tamatan tahun 2004 itu.

Sebagai tambahan informasi, Universitas Nanzan di Nagoya adalah
satu dari dua universitas swasta Katolik terbesar di Jepang. Satunya lagi
ialah Universitas Sophia di Tokyo. Universitas Nanzan adalah milik sebuah
serikat biarawan yang dikenal dengan sebutan SVD (Societas Verbi Divini /
Divine Word Society). Universitas Sophia milik serikat biarawan Jesuit (SJ).
Dua serikat biarawan ini berkiprah juga di Indonesia.

Adapun saya sendiri bertugas di Universitas Nanzan sejak awal
dimulainya Program Studi Indonesia / Jurusan Studi Asia tersebut
atas permintaan Nanzan Gakuen (Nanzan School Corporation). Bertugas
selama tahun 2000 – 2017, dan kemudian memasuki masa pensiun.

Meskipun NANZAN merupakan sebuah universitas swasta Katolik,
para mahasiswa, dosen dan staf manajemen serta pegawai universitas
adalah 99% penganut Shinto dan Buddha. Dengan catatan, identitas agama
tak sedikit pun tampil atau sengaja ditampil-tampilkan secara fisik, namun
menjadi spirit kehidupan dan etos kerja serta persaudaraan.
“DEMI MARTABAT MANUSIA”

******

‘Catatan Kenangan’ ini ditulis
di Ende, Flores, Indonesia
30 Mei 2020

Henri Daros, SVD

———————————————————————————————–

ACADEMIC TITLES, WHAT FOR?

A PhD SHOULD BE ABOUT IMPROVING SOCIETY,
NOT CHASING ACADEMIC KUDOS

Too much research is aimed at insular academic circles
rather than the real world. Let’s fix this broken system

‘Most academic work is shared only with a particular scientific community, rather than policymakers or businesses, which makes it entirely disconnected from practice.’
‘Most academic work is shared only with a particular scientific community, rather than policymakers or businesses, which makes it entirely disconnected  from practice.’ Photograph: Alamy

When you look at the stats, it’s hard not to conclude that the current PhD system is fundamentally broken. Mental health issues are rife: approximately one-third of PhD students are at risk of having or developing a psychiatric disorder like depression. The high level of dropouts is similarly worrying – and possibly another symptom of the same problem. Research suggests that on average 50% of PhD students leave graduate school without finishing – with numbers higher at some institutions.

What’s more, aspiring scientists who manage to finish usually take much longer than originally planned. For instance, a PhD in Germany is supposed to take three years, according to university regulations, but most students need five years to complete one. In the US, meanwhile, the average completion time for a PhD in education sciences surpasses 13 years. The result is that in most countries, PhD students usually don’t graduate until they are well into their 30s.

Although 80% of science students start their PhD with the intention to pursue a career in science, theirenthusiasm typically wanes to the point that just 55% plan to continue in academia when nearing graduation. In any case, most are unlikely to be able to continue. One study found that for every 200 people who complete a PhD, only seven will get a permanent academic post and only one will become a professor.

Many academics enter science to change the world for the better. Yet it can often feel like contemporary academia is more about chasing citations. Most academic work is shared only with a particular scientific community, rather than policymakers or businesses, which makes it entirely disconnected from practice.

Take my example. I research how to mitigate the social impact of hydropower dams. My core paper on this topic has been cited three times so far. I read in the promotions guidelines at my university that if I want to be promoted from assistant to associate professor I need to accumulate significant citations. As a result, I have now published a paper in which I reviewed 114 definitions of a current academic buzzword, circular economy, to propose the 115th definition of this term.

In academic terms, this paper is a hit: it’s been cited 39 times since its publication. It is in the top 3% of all research outputs ever tracked by Altmetric, a tool measuring a paper’s influence among academics on social media. People I’ve never met before come up to me at conferences to congratulate me. But I’m not celebrating: this paper symbolises everything that’s broken in the academy. Academics love definitions, not solutions.

I wish the academy would incentivise scholars to improve society, not chase citations. I want us to reimagine a PhD that is designed not to win kudos within the academic community, but rather aimed at discovering something new that will be useful for practitioners and have real social impact.

This new PhD would see students go out into the field and talk to practitioners from day one of their research, rather than spending the first year (or more) reading obscure academic literature.

Students would then co-create the content of their theses with their supervisor as well as practitioners in their field of research.

Instead of labouring over every sentence of a 100,000-word dissertation locked away in an office, PhD students would share a concise 2,000-word draft with those practitioners to collect targeted feedback. They would finish their PhD when they have made a difference in the real world.

It’s time to disrupt the current PhD system to make it better for early-career researchers. We need to move away from a self-referential culture in which academicstalk only to their peers. Confucius said one of the core principles of the academy should be as follows: “The essence of knowledge is, having it, to apply it”. Reminding ourselves of this may help to fix the broken PhD machine.

——————

Julian Kirchherr is the author of the book
The Lean PhD: Radically Improve the Efficiency, Quality
and Impact of Your Research
’.
He teaches and researches at
Utrecht University, the Netherlands

******

SEKILAS MEMORI DI AKHIR JANUARI (2017)

[ A GLIMPSE OF MEMORY AT THE END OF JANUARY 2017 ]

******

Tirai Januari sedang siap-siap diturunkan ketika sepintas rasa kehilangan mendadak hinggap di hati. Kehilangan kesempatan dan suasana untuk bertatap muka lagi dengan para mahasiswa di ruang-ruang kelas, pada berbagai tingkat dan untuk berbagai mata kuliah. Maklum, kuliah-kuliah memang sudah berakhir, dan ujian akhir semester pun sebentar lagi usai. Para mahasiswa akan mulai asyik dengan program pribadi mengisi masa liburan, meskipun para dosen masih setia menunggui kampus untuk berbagai tugas dan kegiatan khusus.

Maka dengan usainya juga masa tugas saya yang panjang sebagai pengajar pada Program Studi Indonesia, Jurusan Studi Asia di Universitas Nanzan sejak tahun 2000, kesempatan dan suasana kebersamaan dengan para mahasiswa tentu tak akan terulang lagi.

img_0202

Sunset over Nagoya City, Japan, toward the end of January 2017 (Foto Henri Daros)

******

Rasa kehilangan itu sesungguhnya sudah menyelinap masuk ke lubuk hati pada hari-hari terakhir ujian penutup semester ini. Ketika ada yang mampir menyapa secara khusus sehabis jam ujian, namun terbata-bata memilih kata. Ketika menerima kartu khusus berisi kesan dan pesan, ditulis jujur dan lugas apa adanya. Ketika menerima karangan bunga, dengan sepatah kata oleh juru bicara. Ya, semuanya dari mereka, para mahasiswa itu, dan semuanya bertanda ucapan terima kasih serta salam perpisahan.

rsz_1img_0203

Kartu ucapan terima kasih berisi kesan dan pesan, serta karangan bunga, semuanya dari para mahasiswa, menandai hari-hari terakhir Januari 2017  (Foto Henri Daros)

******

Lantas, ketika secara tak terduga menyaksikan garis-garis ‘contrails‘ di langit biru di atas kampus, terlintas seberkas harapan, semoga berkat komunikasi dan interaksi tak terputus selama ini terukir pula jejak-jejak indah yang mampu menginspirasi di hati dan budi para mahasiswa, di jalur rencana dan cita-cita yang sedang mereka jalani. Jejak kesan dan kenangan, jejak harapan dan kerinduan, jejak panduan menuju hari depan, baik demi rencana pribadi mereka masing-masing, maupun demi hubungan bersahabat, setara dan bermartabat,
antara Nippon dan Nusantara.

Hal itu sejalan dengan apa yang menjadi ‘motto’ atau semboyan sekaligus tujuan dari semua kegiatan akademis dan sosial-budaya di Universitas Nanzan, yaitu
‘Hominis Dignitati’, For Human Dignity, Demi Martabat Manusia.

img_0195

Jejak-jejak gumpalan uap dan awan (contrails) di jalur akrobat pesawat jet yang melintas kian kemari di langit biru kota Nagoya, dibidik dari jalan utama tengah kampus, menjelang akhir Januari 2017 (Foto Henri Daros)

******
“MENGIBARKAN NUSANTARA,
MERAJUT HUBUNGAN ANTARBANGSA”

Tak kurang pula, itulah ‘motto’ alias semboyan komitmen pribadi yang dirangkai sekitar 17 tahun yang lalu, ketika hijrah dari Ende-Flores / Indonesia, Kota Bung Karno itu, untuk memulai tugas baru di Universitas Nanzan, Nagoya, kota pusat industri Jepang. Dan kali ini moto itu kembali berbisik, membangkitkan memori akan tahun-tahun darmabakti yang sudah di batas akhir, sambil berharap semoga terus meninggalkan jejak. Aneka jejak yang hingga saat ini tak hanya sudah banyak tergaris di Negeri Matahari Terbit sendiri, tapi telah menyisir pula
nun jauh ke Negeri Khatulistiwa.

Para Alumni yang kini berkiprah di pelbagai bidang kerja, keahlian dan profesi, merekalah jejak-jejak hidup dan marwah kehidupan yang sudah, sedang dan akan tetap menjadi kebanggaan.

SO PROUD OF YOU!
LOVE YOU!

Nagoya, 30 Januari 2017
Henri Darosnanzan[ 人間の尊厳のために / Ningen no Songen no Tame ni / For Human Dignity ]

******

NH. DINI, FIGUR DI HARI IBU TAHUN KABISAT 2016

NH. DINI, FIGUR DI HARI IBU TAHUN KABISAT 2016 
 REKAMAN KENANGAN PERAYAAN 80 TAHUN USIANYA
1936 – 29 FEBRUARI – 2016

******

Pengantar & Kilas Balik
SEMARANG, TAHUN KABISAT 2012

Sebuah catatan, atau lebih tepat sebuah kisah, pernah diangkat di blog ini pada kesempatan peringatan Hari Ibu di Indonesia pada Tahun Kabisat 2012, tentang sebuah acara istimewa berkenaan dengan Hari Ulang Tahun ke-76 Ibu Nh. Dini tanggal 29 Februari tahun 2012 itu. Kisah tersebut tersimpan pada arsip tertanggal 22 Desember 2012, di bawah judul “NH. DINI, FIGUR DI HARI IBU TAHUN KABISAT 2012”. Selain itu dapat diikuti pula rekaman peristiwa HUT ke-78 Bu Dini pada tanggal 28 Februari 2014, yang didahului oleh sebuah pameran khusus selama dua hari terakhir bulan Februari itu. Semuanya berlangsung di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dan tersimpan pada arsip blog ini tertanggal 2 Maret 2014.

nhdini

Gambar kenangan dari acara HUT Ke-76 Ibu Nh. Dini, Semarang, 29 Februari Tahun Kabisat 2012, saat tak terduga plus tak tercantum pada daftar acara (maklum tamu dadakan) didaulat untuk menyampaikan sepatah kata buat Sang Yubilaris (Foto jepretan seorang sahabat Bu Dini)

******

Rekaman Peristiwa
SEMARANG, TAHUN KABISAT 2016 

Empat tahun telah berlalu, dan kembali Ibu Nh. Dini boleh merayakan HUT-nya tepat pada tanggal 29 Februari, karena tahun ini merupakan Tahun Kabisat pula. Mengisi Hari Ibu Tahun Kabisat 2016 inilah dengan sengaja figur Bu Dini ditampilkan kembali, agar informasi perayaan usia 80 tahun salah seorang tokoh ibu dan tokoh perempuan Indonesia itu tak sampai terlewatkan sebelum tahun kabisat ini berakhir.

nh-dini-80thn-2

Kartu Undangan dari ‘Forum Pencinta Mbak Dini Semarang’

Ikhwal peristiwa istimewa tersebut kabar dan informasi pribadi sudah diterima langsung dari Bu Dini melalui surat elektronik, namun kartu undangan dari ‘Forum Pencinta Mbak Dini Semarang’ yang tiba menyusul semakin mengukuhkan niat dan rencana untuk hadir merayakannya, mumpung menurut jadwal saya akan berada di Tanah Air dalam rangka kegiatan lapangan pada saat itu.

nh-dini-80thn-3

Kartu Undangan dari ‘Forum Pencinta Mbak Dini Semarang’

Sebagaimana pada Tahun Kabisat 2012, perayaan HUT Bu Dini, Sang Novelis legendaris kita, pada Tahun Kabisat 2016 ini pun dirayakan di kota Semarang, tepat pada tanggal nan langka itu, yaitu tanggal 29 Februari, yang kali ini jatuh pada hari Senin. 

Meski sedang berada di Jogja, tak jauh-jauh amat dari Semarang, namun sebuah acara penting di Kota Gudeg yang di luar dugaan ternyata tak bisa ditinggalkan, telah membatalkan niat dan rencana kehadiran langsung pada kesempatan perayaan tersebut. Ucapan selamat dan doa pun disampaikan pada pagi harinya, melalui surat elektronik, sambil mohon maaf tak dapat hadir. Malamnya sejumlah foto-foto indah dari Semarang masuk memenuhi inbox. Masih hangat-hangatnya, seakan ikut hadir pula di sana. Beberapanya ditampilkan di halaman ini. Terima kasih kepada Ibu Sulis Bambang, Semarang, atas kiriman foto-fotonya.

******

nh-dini-lilinhut80

Ibu Nh. Dini dan Lilin Ulang Tahun … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-80thn

Ibu Nh. Dini, sepatah kata … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-80thn-1

Sastrawan dan budayawan sepuh Ayip Rosyidi, satu dari sejumlah figur yang menyampaikan testimoni tentang Bu Dini, Sang Novelis, pada perayaan usia 80 tahun itu. Mendapat kiriman foto ini timbul sekilas rasa penyesalan tak bisa hadir pada kesempatan tersebut. Maklum, terakhir berjumpa dengan Pak Ayip ketika melakukan kunjungan pribadi di tempat tugasnya, yaitu kantor Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Jakarta pada tanggal 22 Maret 2011, tepat pada hari PDS HBJ diberitakan terancam tutup, dan janji agar sekali-sekali bertemu lagi apabila kebetulan berada di Tanah Air belum juga terpenuhi. (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-taufiqismail-2

Penyair Taufiq Ismail, testimoni, sebelum berpuisi … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-berkisah

Bu Dini, pada suatu kesempatan lain  … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-ayubulantrisnajelantik-1

Ibu Ayu Bulantrisna Jelantik, sahabat Ibu Nh. Dini sejak lama yang sepintas disebut juga dalam novel ‘Pada Sebuah Kapal’, menyumbang Tari Topeng Sitayana buat sahabat tercinta yang berulang tahun … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-duakakak

Kedua Mbakyu Ibu Nh. Dini yang sudah sangat sepuh. Sudah pernah berkenalan pada kesempatan acara HUT ke-76 Bu Dini, juga di Semarang, pada tanggal 29 Februari, Tahun Kabisat 2012 … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-sanggargreget

Pentasan tari oleh Sanggar Greget … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-suasana

Suasana di aula acara, Vina House, Semarang … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-sulisbambang-2

Bu Sulis (yang telah berkenan dan berbaik hati mengirim foto-foto indah ini ke Jogja, buat tamu dari Nippon yang batal hadir) sedang mengisi acara … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

nh-dini-ucapanterimakasih

Ibu Nh.Dini, mengucapkan terima kasih atas semuanya … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

AKHIR KATA 
Perayaan usia 80 tahun Bu Dini sudah hampir sepuluh bulan berlalu. Tahun Kabisat 2016 hampir berakhir. Hingga empat tahun lagi, yaitu pada Tahun Kabisat 2020, Bu Dini akan kembali merayakan HUT-nya tepat pada tanggal 29 Februari, tanggal langka yang tercantum pada kalender kita cuma sekali dalam kurun waktu empat tahun itu.

Sementara itu, sebuah surat elektronik yang diawali dengan ucapan ‘selamat pagi dari Banyumanik’, Semarang, tempat tinggal Bu Dini saat ini, saya terima di suatu pagi pada akhir pekan pertama bulan Desember ini. Gembira dan lega membacanya, karena Bu Dini, yang dalam usia sepuhnya sering mengalami gangguan kesehatan, berkhabar sedang dalam keadaan baik-baik saja dan kondisi kesehatannya pun cukup terjaga. Tak lain berkat disiplin dirinya yang tinggi dalam merawat kesehatannya. Bahkan, Bu Dini tetap berkegiatan memenuhi undangan dari beberapa lembaga dan perguruan tinggi, selain kegiatan di Akademi Jakarta tempat Bu Dini pun menjadi anggota selama ini.

Diakhiri dengan ucapan selamat menjelang Natal, dan Tahun Baru 2017, Bu Dini bertanya pula tentang rencana saya balik ke Tanah Air pada awal tahun 2017. Itulah jadwal mudik tahunan untuk kegiatan lapangan yang rutin dilakukan selama ini, yang kebetulan diketahui pula oleh Bu Dini. Sambil mendoakan keadaan sehat-sejahtera buat Bu Dini, disampaikan pula dalam balasan saya janji dan keyakinan akan bertemu kembali di Tanah Air. Kapan? Pada kesempatan HUT yang ke-81 dua bulan lagi? Siapa tahu! Namun, tentu saja, bukan lagi pada tanggal 29 Februari, karena kalender 2017 bukanlah kalender tahun kabisat.

Akhirnya, buat Para Ibu dan Kaum Perempuan di Tanah Air
saya haturkan ucapan hangat ‘SELAMAT HARI IBU’.
Apa yang terbaik buat Bu Dini, saya doakan pula buat Anda semua.

******

nh-dini-80thn-5

Ucapan selamat, satu dari sekian … (Foto kiriman Sulis Bambang)

******

Nagoya / Jepang, 22 Desember 2016
 Bertepatan dengan Perayaan Hari Ibu di Indonesia
Henri Daros

LOMBA PIDATO DAN PUISI BAHASA INDONESIA 2016

[ INDONESIAN SPEECH AND POETRY CONTEST 2016 ]
Universitas Nanzan, Nagoya, Jepang

Minggu 20 November 2016

Sebuah kegiatan tahunan, dan tahun ini adalah lomba yang kesembilan kalinya, kembali diselenggarakan di Universitas Nanzan, Nagoya. Suatu wujud ‘diplomasi budaya’ yang patut diapresiasi, sebagaimana dikatakan oleh Kepala Bagian Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jepang dalam kata sambutannya.

img_0128

(Foto Henri Daros)

******
Selain diikuti oleh mahasiswa dari Program Studi Indonesia, Jurusan Studi Asia, Universitas Nanzan, Nagoya, yang juga menjadi tuan rumah, lomba diikuti pula oleh sejumlah mahasiswa dari beberapa universitas lain seperti ‘Setsunan University’ (Neyagawa-shi, Osaka), ‘Ritsumeikan Asia Pacific University’ (Beppu-shi, Oita, Pulau Kyuushu) dan ‘Osaka University’ (Suita-shi, Osaka). Tak ketinggalan sejumlah siswa sekolah menengah dari ‘Kanto Kokusai High School’, Tokyo, yang memang selalu ambil bagian pada peristiwa lomba di Universitas Nanzan selama ini.

img_0089

Pemandu Acara (Foto Henri Daros)

******

img_0071

Dekan ‘Faculty of Foreign Studies’, Universitas Nanzan (Foto Henri Daros)

******

img_0072

Kepala Bagian Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jepang (Foto Henri Daros)

******

img_0088

Para Juri (Foto Henri Daros)

******

img_0085

(Foto Henri Daros)

******

“A poem begins in delight and ends in wisdom.”
( Robert Frost )

******

img_0073

Membawakan puisi ‘Penumpang Terakhir’, Joko Pinurbo (Foto Henri Daros)

******

img_0074

Membawakan puisi ‘Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu’, Ahmadun Yosi Herfanda (Foto Henri Daros)

******

img_0075

Membawakan puisi ‘Satu’, Sutardji Calzoum Bachri (Foto Henri Daros)

******

img_0076

Membawakan puisi ‘Aku’, Chairil Anwar (Foto Henri Daros)

******

img_0077

Membawakan puisi ‘Satu’, Sutardji Calzoum Bachri (Foto Henri Daros)

******

img_0078

Membawakan puisi ‘Jakarta’, Oka Rusmini (Foto Henri Daros)

******

img_0079

Membawakan puisi ‘Suami’, Goenawan Mohamad (Foto Henri Daros)

******

“You will find poetry nowhere
unless you bring some of it with you.”
( Joseph Joubert )

******

img_0080

Membawakan puisi ‘Gema Sumpah Pemuda Tahun 1928’, Sitor Situmorang (Foto Henri Daros)

******

img_0081

Membawakan puisi ‘Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu’, Ahmadun Yosi Herfanda (Foto Henri Daros)

******

img_0082

Membawakan puisi ‘Krawang-Bekasi’, Chairil Anwar (Foto Henri Daros)

******

img_0083

Membawakan puisi ‘Aku’, Chairil Anwar (Foto Henri Daros)

******

img_0084

Membawakan puisi ‘Antara Tiga Kota’, Emha Ainun Najib (Foto Henri Daros)

******

APA, MENGAPA, BAGAIMANA

Dalam kegiatan-kegiatan lomba terdahulu, setelah setiap peserta lomba pidato membawakan pidatonya, para juri selalu mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi pidato masing-masing. Jawaban atau penjelasan tentu saja disampaikan dalam bahasa Indonesia juga. Kali ini kepada setiap peserta lomba puisi pun diajukan pertanyaan, mengapa puisi tertentu itu yang dipilih untuk dibawakan, meskipun jawaban atau penjelasan disampaikan dalam bahasa Jepang, ‘bahasa ibu’ mereka. 

Suatu hal yang menonjol ialah bahwa sejumlah jawaban menunjukkan alasan positif, dan apresiasi atau penghargaan, terhadap nilai-nilai ke-Indonesia-an, apakah itu budaya, cara hidup, adat-istiadat atau kebiasaan. Selain itu, khususnya dari para peserta lomba pidato, sebagaimana pada lomba-lomba sebelumnya, terungkap latar belakang, konteks dan sudut pandang serta ketertarikan untuk mengetahui sekaligus mendalami berbagai hal tentang Indonesia, yang di sana-sini terdengar unik, analitis bahkan kritis.

img_0090

(Foto Henri Daros)

******

“Much speech is one thing, well-timed speech is another.”
( Sophocles )

******

img_0091

Membawakan pidato berjudul ‘Mandi Yang Paling Menyenangkan’ (Foto Henri Daros)

******

img_0092

Membawakan pidato berjudul ‘Komunikasi Antarbudaya’ (Foto Henri Daros)

******

img_0093

Membawakan pidato berjudul ‘Pedasnya Makanan Indonesia’ (Foto Henri Daros)

******

img_0094

Membawakan pidato berjudul ‘Pedagang Kaki Lima di Indonesia’ (Foto Henri Daros)

******

rsz_img_0095

Membawakan pidato berjudul ‘Pengalaman Yang Mengejutkan di Indonesia’ (Foto Henri Daros)

******

img_0096

Membawakan pidato berjudul ‘Berkah dari Sampah: Pengalaman Saya’ (Foto Henri Daros)

******

img_0086

(Foto Henri Daros)

 ******

BERMULA DARI TAHUN 2008

Tahun 2016 ini Jurusan Studi Asia Universitas Nanzan sudah untuk kesembilan kalinya menyelenggarakan lomba ini, berawal dari tahun 2008, bekerja sama dengan ‘Persatuan Pelajar Indonesia’ (PPI) Nagoya, dengan para sponsor utama yakni ‘Kedutaan Besar Republik Indonesia’ (KBRI) di Tokyo dan maskapai penerbangan GARUDA.

img_0100

Para Penari Cilik dari Sekolah Bhinneka, Nagoya (Foto Henri Daros)

******

img_0102

Angklung dan Lagu, PPI Nagoya (Foto Henri Daros)

******

img_0107

‘Tari Merak’, sumbangan Komunitas Indonesia Nagoya (Foto Henri Daros)

******

img_0109

(Foto Henri Daros)

******

img_0108

Ketua Tim Juri (paling kiri) bersama dua anggota tim diberikan kesempatan untuk memberikan komentar sebelum menyampaikan pengumuman tentang hasil lomba (Foto Henri Daros)

******
Patut dicatat bahwa kejuaraan lomba, yang selama ini cukup banyak kali didominasi oleh peserta tuan rumah, kali ini direbut oleh para peserta tamu. Juara pertama lomba puisi adalah peserta dari ‘Kanto Kokusai High School’, Tokyo, sedangkan juara pertama lomba pidato adalah peserta dari ”Setsunan Daigaku’, Neyagawa-shi / Osaka.

Namun, harus diakui pula bahwa mutu penampilan, baik untuk lomba puisi maupun untuk lomba pidato, kali ini menunjukkan peningkatan, yang terkesan merata untuk semua peserta dari semua lembaga, yang sekaligus membuktikan kesadaran dan kecermatan terhadap aspek-aspek persyaratan yang telah ditetapkan (misalnya: isi, ekspresi / penghayatan, lafal / pengucapan), dan kesungguhan berlatih serta tekad untuk tampil prima.

Para juara tentu saja mendapat hadiah, namun semua peserta memperoleh sertifikat penghargaan atas prestasi yang dicapai.

img_0074

Juara Pertama Lomba Puisi (Foto Henri Daros)

******

rsz_img_0095

Juara Pertama Lomba Pidato (Foto Henri Daros)

******

rsz_1img_0113

Dari kiri ke kanan, juara 1, 2 dan 3 Lomba Puisi (Foto Henri Daros)

******

rsz_img_0118

Dari kanan ke kiri, juara 1, 2 dan 3 Lomba Pidato (Foto Henri Daros)

******

rsz_1img_0123

Foto Bersama: Seluruh Peserta Lomba, Para Juri, Para Penari ‘Tari Merak’ dan Para Penari Cilik (Foto Henri Daros)

******

img_0103

(Foto Henri Daros)

******

“Eloquent speech is not from lip to ear,
but rather from heart to heart.”
( William Jennings Bryan )

******

Nagoya, 20 November 2016
Henri Daros

NANZAN: SPRING & THE 2016 ACADEMIC YEAR

P1000205

Aura Musim Semi di sebuah pojok ‘Green Area’ / The aura of Spring at a corner of Nanzan Green Area … (Foto Henri Daros)

KETIKA SAKURA PUN IKUT MENYAMBUT …  
Berdatangan sejak pagi, Kamis 31 Maret 2016, para mahasiswa baru Universitas Nanzan mendapat kesempatan istimewa sepanjang hari ini untuk mengenal seluk beluk kehidupan kampus, luar dan dalam, sambil menyerap lekat-lekat auranya, disambut Sakura yang mulai bermekaran, dan tentu saja nyaman untuk dihirup pula aromanya …..

P1000206

Suasana salah satu jalan masuk ke kampus, di bawah naungan Sakura … (Foto Henri Daros)

******

P1000211

Lagi, suasana salah satu jalan masuk di kampus … (Foto Henri Daros)

NANZAN: OPENING CEREMONY FOR THE 2016 ACADEMIC YEAR 
Jumat, 1 April 2016. Satu lagi barisan panjang angkatan muda Negeri Sakura, para mahasiswa baru 2016, berikrar untuk berkiprah menjunjung tinggi citra dan integritas akademis di bawah Panji Nanzan. Sekaligus pula kesempatan penyegaran komitmen tak kenal henti di kalangan para pendamping.  Setia mewujudkan semboyan ‘Hominis Dignitati’, Demi Martabat Manusia.

******

P1000215

Kata Sambutan Presiden Universitas Nanzan / President’s Address … (Foto Henri Daros)

******

P1000216

Ikrar Mahasiswa Baru / Swearing of the Oath … (Foto Henri Daros)

******

P1000218

Tampak sebagian mahasiswa baru 2016 / Part of Nanzan 2016 new students … (Foto Henri Daros)

******

P1000202

‘Green Area’, menit-menit sebelum diokupasi oleh para mahasiswa / Moments before students occupation … (Foto Henri Daros)

******

P1000208

Jalan masuk utama ke kampus / Main road – main entrance … (Foto Henri Daros)

******

NANZAN OVERSEAS PROGRAM 2016, JOGJA-INDONESIA

PROGRAM NANZAN 2016 DI JOGJA, INDONESIA
29 FEBRUARI – 19 MARET 2016

******

IMG_1473

Tiba lebih dulu di Indonesia untuk menyambut kedatangan rombongan mahasiswa Nanzan di Jogja pada tanggal 28 Februari, lalu menghadiri pembukaan program di Kampus Sanata Dharma pada tanggal 29 Februari, dan selanjutnya berkeliling ke beberapa kota di Tanah Air untuk menjalankan kegiatan yang sudah terjadwal, akhirnya kembali bergabung di Jogja sejak tanggal 16 Maret, disambut senyum Sri Sultan di sebuah tempat penginapan yang dikenal klasik dan antik se-Kota Gudeg … (Foto Henri Daros)

******

P1000152

Universitas Sanata Dharma, Jogja, Indonesia, sebagai Tuan Rumah ‘pangkalan’ kegiatan Program Nanzan 2016 ini … (Foto Henri Daros)

******
ADA AWAL, ADA AKHIR … 

Setelah selama tiga pekan menjalani program yang sudah terencana dan terjadwal secara cermat dan ketat, dengan Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma Jogja sebagai tuan rumah, selesailah sudah Program Lintas-Bangsa / Lintas-Budaya / Lintas-Bahasa bagi ke-23 mahasiswa Jurusan Studi Asia / Program Indonesia Universitas Nanzan Nagoya, Jepang, yang ditandai dengan sebuah acara penutupan resmi pada Jumat malam tanggal 18 Maret 2016.

P1000160

Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma (LB-USD), Jogja, Indonesia, sebagai Tuan Rumah penyelenggara segala kegiatan program … (Foto Henri Daros)

******
SATU DARI SEKIAN BANYAK KEGIATAN LINTAS-BUDAYA …

P1000154

Satu-satunya gambar yang sempat diambil langsung berkaitan dengan kegiatan pengenalan budaya bagi para mahasiswa kali ini ialah latihan bermain gamelan … (Foto Henri Daros)

******
ACARA PENUTUPAN PROGRAM, SEJUMLAH JEPRETAN …
Dengan sangat menyesal, sejak hampir dua pekan terakhir terpaksa alpa mengambil gambar sepanjang perjalanan kegiatan di berbagai tempat. Kamera yang biasa dipakai, kecil tapi fokus dan tajam, mendadak rewel. Sebuah kamera yang lain, cadangan, akhirnya digunakan, meski hasilnya akan kurang memuaskan. Maka, tak banyak gambar kenangan yang bisa diambil dan ditampilkan dari momen-momen acara penutupan program ini.

P1000164

Closing Ceremony, Friday evening, March 18, 2016 … (Foto Henri Daros)

******

P1000162

A Warm Farewell  … (Foto Henri Daros)

******

P1000165

Sebuah puisi, mengapresiasi nilai dan warna-warni hubungan antar-budaya. Versi bahasa Indonesia dibawakan oleh penciptanya (Henny Herawati), sedangkan versi bahasa Jepang oleh seorang mahasiswa Nanzan …   (Foto Henri Daros)

******

P1000166

Musik pembukaan oleh tuan rumah … (Foto Henri Daros)

******

P1000167

Trio pembawa acara, di antaranya dua mahasiswa Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000169

Ketua LB-USD menyampaikan kata sambutan … (Foto Henri Daros)

******

P1000170

Sepatah kata wakil Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000171

Ungkapan pengalaman seorang mahasiswa Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000173

Kata hati salah seorang mahasiswi Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000175

Sepatah kata wakil Keluarga Homestay … (Foto Henri Daros)

******

P1000178

Para mahasiswa/mahasiswi Nanzan dengan sertifikat di tangan … (Foto Henri Daros)

******

P1000180

Tarian para pengajar LB-USD … (Foto Henri Daros)

******

P1000181

Tarian para mahasiswa Nanzan (1) … (Foto Henri Daros)

******

P1000183

Tarian para mahasiswa Nanzan (2) … (Foto Henri Daros)

******

P1000186

Persembahan lagu mahasiswa Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000187

Bersiap-siap untuk lenggang-lenggok bersama … (Foto Henri Daros)

******

P1000194

Tarian para pendamping mahasiswa … (Foto Henri Daros)

******
SAYONARA, SAYONARA, SAYONARA …
Meski perpisahan tampak begitu berat, tanggal 19 Maret 2016, Sabtu malam, ke-23 anak muda Negeri Sakura itu akhirnya pergi meninggalkan Jogja. Garuda menerbangkan mereka pergi, pukul 20.30 ke Bali, lalu tengah malam meninggalkan angkasa Indonesia. Bertukar ucapan selamat jalan dan selamat tinggal memang tak mudah. Namun di baliknya terpahat kenangan indah hubungan baru Nippon-Nusantara yang juga tak mudah terlupakan.
Sampai jumpa!

P1000197

Bandara Adisucipto, Jogja … (Foto Henri Daros)

******

P1000195

Berkumpul di depan ruang keberangkatan, bersama para penghantar, sambil bertukar kata perpisahan … (Foto Henri Daros)

******

P1000196

Memasuki ruang check-in, didahului oleh seorang rekan dosen pemimpin rombongan, Prof. Mikihiro Moriyama  … (Foto Henri Daros)

SELAMAT JALAN!  /  SELAMAT TINGGAL!

******

Jogja, Sabtu, 19 Maret 2016
Henri Daros

NAGOYA – YOGYA, OVERSEAS PROGRAM 2016

CROSS-CULTURAL & CROSS-LANGUAGE PROGRAM
NANZAN UNIVERSITY, NAGOYA / JAPAN
SANATA DHARMA UNIVERSITY, JOGJA / INDONESIA
******

Minggu Malam, 28 Februari 2016
Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta

P1000132

Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta, Minggu malam, 28 Februari 2016, saat menunggu tibanya rombongan mahasiswa Universitas Nanzan, Nagoya / Jepang … (Foto Henri Daros)

******

P1000133

Rekan dosen, Prof. Yasuko Kobayashi, pemimpin rombongan mahasiswa, memasuki ruangan kedatangan untuk sejenak menyapa para penjemput … (Foto Henri Daros)

******

P1000136

Suasana perjumpaan antara para mahasiswa dan para penjemput … (Foto Henri Daros)

******

P1000137

Menunggu, sementara satu per satu mahasiswa dihantar anggota ‘crew’ Sanata Dharma menuju kendaraan penjemput … (Foto Henri Daros)

******

Senin, 29 Februari 2016
Hari Pembukaan dan Hari Pertama Program
Kampus Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

P1000152

Kampus Universitas Sanata Dharma … (Foto Henri Daros)

******

P1000151

Sambutan Sanata Dharma untuk tetamu dari Universitas Nanzan … (Foto Henri Daros)

******

P1000142

Sesi orientasi dan informasi tentang pelaksanaan program … (Foto Henri Daros)

******

P1000143

Penuh perhatian, menyimak pengarahan … (Foto Henri Daros)

******

P1000148

Konsentrasi penuh mengerjakan test tertulis … (Foto Henri Daros)

******
Jogja, 29/2/2016
Henri Daros

LOMBA PIDATO & PUISI BAHASA INDONESIA 2015

 IMG_2373

[ INDONESIAN SPEECH AND POETRY CONTEST 2015 ]

Program Studi Indonesia, Jurusan Studi Asia Universitas Nanzan
kembali menyelenggarakan Lomba Pidato dan Puisi, dalam kerja sama
dan dengan dukungan PPI, organisasi mahasiswa Indonesia Nagoya,
KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Tokyo dan GARUDA.

Kalangan luar kampus kali ini hanya berasal dari sebuah SMA
di Tokyo, dengan para siswanya yang sangat bergairah dan
bersemangat tinggi untuk belajar Bahasa Indonesia.
Selain itu semuanya mahasiswa, dan peserta terbanyak
berasal dari Jurusan Studi Asia Universitas Nanzan sendiri.

IMG_2370

Universitas Nanzan, Nagoya, Jepang
Minggu, 22 November 2015

IMG_2318

peserta dan hadirin mulai memenuhi aula tempat acara lomba … (foto henri daros)

******

IMG_2319

pemandu acara, ketua jurusan studi asia & ketua program studi indonesia universitas nanzan … (foto henri daros)

******

IMG_2321

dekan fakultas studi-studi asing universitas nanzan menyampaikan kata sambutan … (foto henri daros)

******

IMG_2325

******

IMG_2323

peserta pertama membawakan puisi ‘indonesia, aku masih tetap mencintaimu’ [ahmadun yosi herfanda] … (foto henri daros)

 ******

IMG_2324

lagi, ‘indonesia, aku masih tetap mencintaimu’ (foto henri daros)

******

IMG_2326

puisi ‘gema sumpah pemuda tahun 1928’ [sitor situmorang] … (foto henri daros)

******

IMG_2328

puisi ‘antara tiga kota’ [emha ainun najib] … (foto henri daros)

******

IMG_2329

puisi ‘pacar senja’ [joko pinurbo] … (foto henri daros)

******

IMG_2331

puisi ‘sebuah tanya’ [soe hok gie] … (foto henri daros)

******

IMG_2333

‘aku’ [chairil anwar] … (foto henri daros)

******

IMG_2335

lagi, ‘antara tiga kota’ … (foto henri daros)

******

IMG_2336

lagi, ‘indonesia, aku masih tetap mencintaimu’ … (foto henri daros)

******

IMG_2338

puisi ‘jakarta’ [oka rusmini] … (foto henri daros)

******

IMG_2339

lagi, ‘gema sumpah pemuda tahun 1928’ [sitor situmorang] … (foto henri daros)

******

IMG_2334

tampak crew televisi nhk sedang siaga untuk membidik adegan … (foto henri daros)

******

IMG_2344

******

IMG_2343

pidato pertama berjudul ‘ikatan tetangga pada masyarakat indonesia’, sebuah uraian sosial-budaya … (foto henri daros)

******

IMG_2345

mengaku diri sebagai ‘pemula’ dalam hal belajar bahasa indonesia, namun mantap membawakan pidato berjudul ‘berteman karena bahasa’ … (foto henri daros)

******

IMG_2347

‘stereotip’, itulah judul pidatonya, analitis … (foto henri daros)

******

IMG_2349

‘masalah asap harus dituntaskan’, sebuah pidato keprihatinan … (foto henri daros)

******

IMG_2351

‘praktik zakat di indonesia’, setelah sempat menyaksikannya juga … (foto henri daros)

******

IMG_2353

pidato memang berjudul ‘ingin menjadi bu polisi’, dengan seluk-beluk peran dan tanggung-jawabnya, namun tahun depan setelah menjalani periode latihan khusus akan benar-benar menjadi seorang polwan … (foto henri daros)

******

IMG_2341

kesempatan beristirahat sejenak … (foto henri daros)

******

IMG_2340

ketua jurusan studi asia (sekaligus koordinator program studi indonesia saat ini) sedang diwawancara oleh crew televisi nhk … (foto henri daros)

******

IMG_2354

kelompok angklung mahasiswa indonesia dari organisasi ppi nagoya sedang mengalunkan ‘bengawan solo’, mengisi waktu istirahat … (foto henri daros)

******

IMG_2355

sebuah lagu jepang pun di-angklung-kan, mengapa tidak … (foto henri daros)

******

IMG_2359

sepatah kata dari ketua ppi nagoya … (foto henri daros)

******

IMG_2358

******

IMG_2360

ketua tim juri menyampaikan pengumuman … (foto henri daros)

******

IMG_2367

dari kiri ke kanan, juara pertama, ke-2 dan ke-3 lomba puisi … (foto henri daros)

******

IMG_2366

dari kanan ke kiri, juara pertama, ke-2 dan ke-3 lomba pidato … (foto henri daros)

******

IMG_2369

para peserta dan juri bergambar bersama di akhir acara … (foto henri daros)

******

IMG_2356

dwitunggal dari kantor jurusan studi asia (ajia gokken) yang tekun bekerja sejak sebelum hingga sesudah kegiatan lomba … (foto henri daros)

******

IMG_2357

lagi, kedua petugas dari kantor jurusan studi asia (ajia gokken) yang melaksanakan tugas selama kegiatan lomba dengan syal batik sebagai tanda pengenalnya … (foto henri daros)

******

IMG_1397

mentari terbenam di ufuk barat kota nagoya, sampai jumpa pada lomba pidato & puisi 2016 … (foto henri daros)

******

Sekilas tentang Kegiatan Lomba

Lafal yang bagus, penghayatan puisi yang tepat, dan pilihan aneka
topik pidato yang bahkan oleh orang muda Indonesia sendiri pun belum tentu diminati serta didalami meski berkaitan dengan segi-segi sosial-budaya masyarakat Indonesia juga, dengan uraian yang tak hanya berisi tapi di sana-sini terdengar berat, itulah antara lain beberapa kesan
yang diungkapkan oleh ketiga juri, dua di antaranya orang Indonesia.

Kehadiran para awak televisi NHK memungkinkan tersebarnya informasi
kegiatan ‘Lomba Pidato & Puisi Bahasa Indonesia’ kali ini secara lebih luas
di kalangan masyarakat Jepang, termasuk wawancara dengan dua peserta, yang menurut rencana akan mengisi program tayangan tv dan siaran radio lembaga media tersebut pada hari Senin pagi, 23 November 2015.
[ http://www3.nhk.or.jp/tokai-news/20151123/3672851.html ]

******

Nagoya, Jepang
Minggu Malam, 22 November 2015

Henri Daros

BUNKA-NO-HI & HARI PENUTUP FESTIVAL NANZAN 2015

BUNKA-NO-HI
[ HARI KEBUDAYAAN / CULTURE DAY ]
SELASA, 3 NOVEMBER

DAN

HARI PENUTUP FESTIVAL NANZAN
KE-66 TAHUN 2015

******

Panggung Utama di Alun-Alun Pache // Main Stage at Pache Square (Foto Henri Daros)

Panggung Utama di Alun-Alun Pache // Main Stage at Pache Square (Foto Henri Daros)

******

Bunka-no-Hi, Hari Kebudayaan,
adalah hari libur nasional di Jepang,
dan setiap tahun jatuh pada tanggal 3 November.

Tahun 2015 ini bertepatan dengan hari keempat sekaligus hari penutup
Festival Nanzan yang dimulai pada tanggal 31 Oktober yang lalu.
Sadar bahwa baru kali ini pula hampir tak ada waktu luang, baik untuk
mengunjungi pelbagai anjungan festival di kampus maupun untuk menonton
aneka atraksi yang seperti biasa unik dan menarik, dan karena itu
tak ada foto-foto kenangan yang diambil selama tiga hari festival
yang sudah berlalu, hari terakhir ini lantas coba dimanfaatkan
sedapat mungkin untuk mengambil beberapa gambar
(meskipun, sayang, hanya dari kegiatan luar ruang / ‘outdoor’),
sebagaimana bisa dilihat berikut ini.

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

(Foto Henri Daros)

******

(Foto Henri Daros)

Maka berakhirlah FESTIVAL NANZAN ke-66 Tahun 2015. Sampai jumpa pada FESTIVAL NANZAN ke-67 Tahun 2016 (Foto Henri Daros)

******