PUTRA SANG FAJAR, JAKARTA – BLITAR

PUTRA SANG FAJAR, JAKARTA-BLITAR, 51 TAHUN SILAM

Tanggal 22 Juni 1970, sehari setelah wafat dalam keadaan yang memprihatinkan tanggal 21 Juni 1970, jenasah Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, negeri khatulistiwa yang kemerdekaannya diperjuangkan dan diproklamasikannya itu diterbangkan ke Malang menuju Blitar.

Banyak kisah dramatis masih tersimpan. Setelah cukup lama sengaja disingkirkan, para pelayat justru menyaksikan wajah yang tersenyum penuh kharisma di pembaringannya, disusul ratusan-ribu orang yang melepas jenazah dari Wisma Yaso Jakarta, jutaan orang sepanjang jalan Malang-Blitar dan tetap menyemutnya kehadiran orang di Pemakaman Sentul Blitar hingga lewat tengah malam setelah upacara pemakaman berakhir.

Sebanyak 78 wakil negara-negara anggota PBB secara serempak langsung mengirimkan ucapan belasungkawa. Sekjen PBB U Thant menulis sepucuk surat pribadi. Belum lagi surat dan kawat belasungkawa sejumlah tokoh dunia dari berbagai lembaga internasional dan para pemimpin berbagai negara di ketujuh benua.

Tak kurang pula yang sekaligus menyatakan sangat terkejut bahwa selama ini Soekarno yang mereka tahu baik perannya bagi Indonesia dan kiprahnya bagi dunia ternyata dalam keadaan sakit dan tak terawat sepantasnya.

Putra Sang Fajar, terkucil oleh rezim namun tetap bersinar di hati rakyat kecil dan tak kunjung padam dalam kenangan para pemimpin dunia yang peduli pada kesederajatan dan kemanusiaan.

*****

NB. Foto: Upacara Pemakaman di Blitar, 22 Juni 1970,
mohon dilihat di akun Henri Daros Facebook
tanggal 22 Juni 2021. Terima kasih.

———-

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Leave a comment